Senin, 17 Juni 2013

DASPERLINTAN "Mengenal Gejala Penyakit Tumbuhan" Stefanuseko

I.    PENDAHULUAN

1.1.    Latar Belakang
Seperti kita ketahui bahwa tanaman adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan yang memiliki manfaat sangat besar terutama bagi kepentingan manusia.Sebagian besar produk/hasil tanaman tersebut dimanfaatkan oleh manusia untuk kepentingan hidup dan kehidupannya.
Tanaman dikatakan sakit bila ada perubahan seluruh atau sebagian organ tanaman yang menyebabkan terganggunya kegiatan fisiologis sehari-hari.Secara singkat penyakit tanaman adalah penyimpangan dari keadaan normal.Penyebab sakit bermacam-macam antara lain cendawan, bakteri, virus, kekurangan air, kekurangan atau kelebihan unsur hara (Pracaya, 1999).
Berbagai penyakit yang umumnya timbul misalnya bercak daun, kudis, penyakit gosong, penyakit layu, penyakit karat dan penyakit embun tepung.Penyebabnya berbeda-beda, misal penyakit layu dapat disebabkan oleh bakteri ataupun jamur. Pengetahuan mengenai berbagai jenis mikroorganisme yang menyebabkan penyakit sangat diperlukan, sehingga kita bisa merencanakan bagaimana cara penanganan penyakit tersebut (Pracaya, 1999).
Penyebab penyakit dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu biotik atau parasit dan abiotik atau non parasit.Biotik yaitu penyebab penyakit yang sifatnya menular atau infeksius, msalnya jamur, bakteri, nematoda, mycoplasma dan tanaman tinggi parasitik.Abiotik yaitu penyebab penyakit yang sifatnya tidak menular atau non infeksius.Penyakit-penyakit karena penyebab abiotik sering disebut penyakit fisiologis/fisiogenis, sedangkan patogennya disebut fisiopath. Fisiopath tersebut antara lain kondisi cuaca yang tidak menguntungkan, kondisi tanah yang kurang baik, dan kerusakan karena mekanik dan zat-zat kimia (Semangun, 1994).
Utamanya yang menyerang tanaman adalah pathogen.Pada waktu sekarang telah dikenal banyak macam patogen tumbuhan dan tidak sedikit diantaranya yang mempunyai arti ekonomi penting.Patogen adalah organism penyebab penyakit tanaman. Patogen (pathos = menderita + gen = asal-usul) merupakan agen yang menyebabkan penderitaan (sakit).Setiap macam tanaman dapat diserang oleh banyak macam patogen tumbuhan, begitu pula satu macam patogen ada kemungkinan dapat menyerang sampai berpuluh-puluh tanaman.Sering pula terjadi, bahwa patogen tumbuhan tertentu dapat menyerang satu macam organ tanaman atau ada pula yang menyerang berbagai macam organ tanaman. Kenyataan ini akan menyulitkan dalam mempelajari penyakit pada tanaman. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, maka diadakan klasifikasi penyakit tumbuhan sehingga memudahkan kita untuk mempelajari penyakit tumbuhan menurut kepentingannya masing-masing.sampai sekarang kita telah mengenal berbagai kretaria yang digunakan untuk maksud tersebut.

1.2.    Tujuan
a.    Agar mahasiswa dapat mengenal dan membedakan gejala penyakit tumbuhan.
b.    Agar mahasiswa mengetahui penyebab penyakit berdasarkan gejala dan tanda yang diamati khususnya yang disebabkan cendawan, bakteri, dan virus.



II.    TINJAUAN PUSTAKA
   
2.1.    Penyakit Tumbuhan dan Konsep Timbulnya Penyakit
Penyakit tanaman adalah gangguan pada tanaman yang disebabkan oleh mikroorganisme.Mikroorganisme itu dapat berupa virus, bakteri, dan jamur.Penyebaran penyakit tanaman dapat melalui angin, air, atau serangga.
Penyakit tanaman dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu penyakit sistematik dan penyakit lokal. Penyakit sistematik adalah penyakit yang menyebar ke seluruh tubuh tanaman, sehingga seluruh tanaman akan sakit. Penyakit lokal adalah penyakit yang hanya tedapat disuatu tempat atau bagian tertentu, misalnya pada buah, bunga, daun, cabang, batang atau akar (Sunaryono, 1981).Penyakit tanaman merupakan penyimpangan dari sifat normal yang menyebabkan tanaman tidak dapat melakukan kegiatan fisiologis seperti biasanya.Ada tiga faktor yang mendukung timbulnya penyakit yaitu tanaman inang, penyebab penyakit, dan faktor lingkungan.Tanaman inang adalah tanaman yang diserang oleh patogen.Patogen ada dua yaitu fisiopath yang bukan organisme dan parasit yang meruapakan organisme seperti jamur, bakteri, dan virus (Motoredjo, 1989).Fisiopath merupakan faktor lingkungan yang tidak tepat bagi tanaman, misalnya suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi, adanya gas beracun yang berasal dari pencemaran ataupun hasil samping metabolisme tanaman itu sendiri dan kurangnya unsur hara pada tanah (Pyenson, 1979).
Konsep timbulnya penyakit diawali dengan menunjuk pathogen sebagai penyebab penyakit utama, yang selanjutnya diketahui pada berbagai macam buku teks mengenai konsep timbulnya penyakit umumnya dianut tiga segitiga penyakit.Komponen tersebut adalah inang, pathogen dan lingkungan dan berkembang menjadi segi empat penyakit.Beberepa factor komponen dalam penyakit ini selanjutnya dapat diuraikan kembali sehingga konsep timbulnya suatu penyakit menjadi lebih berkembang.
2.2.    Gejala Penyakit Tumbuhan
Di dalam mempelajari ilmu penyakit tumbuhan sebelum seseorang melangkah lebih lanjut untuk menelaah suatu penyakit secara mendalam, terlebih dahulu harus bisa mengetahui tumbuhan yang dihadapi sehat ataukah sakit.Untuk keperluan diagnosis, maka pengertian tentang tanda dan gejala perlu diketahui dengan baik.
Pada umumnya tanaman yang sakit akan menunjukkan gejala yang khusus. Gejala adalah perubahan yang ditunjukkan oleh tumbuhan itu sendiri sebagai akibat adanya serangan suatu penyebab penyakit. Seringkali beberapa penyebab penyakit menunjukkan gejala yang sama sehingga dengan memperhatikan gejala saja, tidak dapat ditentukan diagnosis dengan tepat. Dalam hal ini harus diperhatikan adanya tanda (sign) dari penyebab penyakitnya.
Gejala dapat setempat (lesional)atau meluas (habital, sistemik). Gejala dapat dibedakan yaitu gejala primer dan sekunder.Gejala primer terjadi pada bagian yang terserang oleh penyebab penyakit. Gejala sekunder adalah gejala yang terjadi di tempat lain dari tanaman sebagai akibat dari kerusakan pada bagian yang menunjukkan gejala primer.
Berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam sel, gejala dapat dibagi menjadi tiga tipe pokok yaitu :
a.    TipeNekrotis :Gejalanya disebut nekrosis, meliputi gejala-gejala yang terjadinya karena adanya kerusakan pada sel atau matinya sel.
b.    TipeHypoplastis :Gejalanya disebut hipoplasia, meliputi gejala-gejala yang terjadinya karena terhambatnya atau terhentinya pertumbuhan sel (underdevelopment).
c.    Tipe Hyperplastis :Gejalanya disebut hiperplasia, meliputi gejala-gejala yang terjadinya karena pertumbuhan sel yang melebihi biasa (overdevelopment).

2.3.    Penggolongan Penyakit Tumbuhan dan Patogennya
Suatu penyebab penyakit pad tumbuhan dibedakan menjadi dua golongan yaitu yang disebabkan oleh factor abiotik dan factor biotic. Penyakit abiotik adalah penyakit tanaman noninfeksius atau tidak dapat ditularkan antar tanaman satu dengan yang lain. Oleh sebab itu penyakit abiotik juga disebut sebagai penyakit noninfeksius (Natawigena, 1995). Agen penyebab penyakit abiotik juga dibagi menjadi beberapa kelompok diantaranya adalah sebagai berikut :
a.    Suhu tinggi
b.    Suhu rendah
c.    Kadar oksigen yang tak sesuai
d.    Kelembaban udara yang tak sesuai
e.    Keracunan mineral
f.    Kekurangan mineral
g.    Senyawa kimia alamiah beracun
h.    Senyawa kimia pestisida
i.    Polutan udara beracun
j.    Hujan es dan angin
Penyakit biotik merupakan penyakit tanaman yang disebabkan oleh suatu organisme infeksius bukan binatang sehingga dapat ditularkan dari satu tanaman ke tanaman yang lainnya. Agen-agen biotic atau pathogen-patogen tanaman meliputi organisme-organisme sebagai berikut :
a.    Jamur (Fungi), Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel: sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada pula dengan cara generatif.
b.    Bakteri, Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan mahluk hidup yang lain . Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik (mikroskopis).
Bakteri dibagi menjadi 2 subkingdom, yaitu Arkhaebakteria dan Eubakteria. Perbedaan antara subkingdom arhaebakteria dan eubakteria adalah komposisi RNA ribosomnya. Subkingdom eubakteria adalah seluruh anggota bakteri selai arkhaebakteria. Eubhakteria ini sering dianggap sebagai bakteri yang sesungguhnya. Bakteri bereproduksi secara vegetative/aseksual dengan membelah diri secara biner. Ada tiga proses para seksual yang telah diketahui, yaitu transformasi , konjugasi dan transduksi.Bentuk bakteri sangat bervariasi, tetapi secara umum ada 3 tipe, yaitu :
1. Bentuk batang / silindris.
2. Bentuk bulat / kokus
3. Bentuk spiral / spirilium.1.2.1 Tumbuhan Parasit
c.    Virus, Ilmu tentang Virus disebut Virologi. Virus (bahasa latin) = racun. Hampir semua virus dapat menimbulkan penyakit pada organisme lain. Saat ini virus adalah mahluk yang berukuran paling kecil. Virus hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron dan lolos dari saringan bakteri (bakteri filter). Virus merupakan kesatuan ultramikroskopik yang terdiri dari satu atau dua bentuk asam nukleat yang dibungkus oleh senyawa protein kompleks (coat protein atau kapsid). Gejala penyakit yang disebabkan oleh virus sangat bervariasi. Ada virus yang laten tanpa menimbulkan gejala, ada virus yang dapat menimbulkan gejala ke seluruh tubuh tanaman, mulai dari tidak berat sampai sangat berat. Virus tumbuhan biasanya disebarkan oleh serangga vektor golongan Aphid, leaf hoppers, Trips, tungau, lalat putih atau karena pembuatan okulasi, penyambungan atau oleh adanya kontak antara tanaman sakit dengan tanaman sehat. Cara pencegahan penyakit karena virus dilakukan dengan tindakan vaksinasi. Vaksin pertama yang ditemukan oleh manusia adalah vaksin cacar, ditemukan oleh Edward Jenner (1789), sedangkan vaksinasi oral ditemukan oleh Jonas Salk (1952) dalam menanggulangi penyebab polio. Manusia secara alamiah dapat membuat zat anti virus di dalam tubuhnya, yang disebut Interferon, meskipun demikian manusia masih dapat sakit karena infeksi virus, karena kecepatan replikasi virus tidak dapat diimbangi oleh kecepatan sintesis interferon.
d.    Mikoplasma, mikoplasma merupakan organisme prokaryotik seperti bakteri yang organel-organelnya tidak bermembran.  Mikoplasma dapat membentuk ovoid sampai fillamen dan kadang-kadang menyerupai hifa.
e.    Tumbuhan parasit, Tumbuhan parasit adalah tumbuhan yang untuk kelangsungan hidupnya menggantungkan sebagian atau seluruh sumber energinya pada tumbuhan lain (disebut tumbuhan inang) dan mengakibatkan inangnya mengalami kekurangan energi (lihat artikel simbiosis). Dalam pengertian ini tidak termasuk persaingan antarorganisme, maupun pemangsaan yang dilakukan oleh beberapa tumbuhan insektivora.Tumbuhan parasit yang menggantungkan sebagian sumber energi pada tumbuhan inang disebut parasit fakultatif dan tumbuhan yang sepenuhnya menggantungkan sumber energi pada tumbuhan inang disebut sebagai parasit obligat (parasit sejati). Parasit fakultatif masih memiliki organ fotosintetik yang berfungsi secara normal sebagaimana tumbuhan bukan parasit. Contoh kelompok pertama ini misalnya mistletoe. Contoh kelompok kedua (parasit sejati) adalah tali putri (Cuscuta), benalu, dan padma (Rafflesia).




III.    BAHAN DAN METODE

3.1.    Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum Acara I (Mengenal Gejala Penyakit Tumbuhan) dilakukan dengan pengambilan sampel tanaman sakit dan bagian yang bergejala dari lapangan  dan pengamatan dilaksanakan di Laboratorium Budidaya pertanian Fakultas Pertanian Unpar. Kegiatan dilaksanakan pada hari senin 7 April 2012 jam 13.15-14.55 WIB.

3.2.    Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah bagian dari tanaman yang bergejala (gejala nekrotik; cabai, tomat, wortel.Hipoplastis; daun pisang dan hiperplastis; daun jeruk), alcohol, aquadest, kapas, dan kertas tissue.Sedangkan alat yang digunakan adalah mikroskop, lub, obyek glass, cover glass, jarum pentul, dan silet.

3.3.    Cara Kerja
Adapun cara kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
a.    Mengamati gejala penyakit kemudian dengan gambarkan (dokumentasi Foto), menyebutkan cirri-ciri atau penampakan fisiologis dari gejala tersebut.
b.    Mengamati secara mikroskopis penyebab penyakit dengan berdasarkan tanda yang tampak dan gambar serta sebut bagian-bagiannya.





IV.    HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1.    Hasil Pengamatan
Dari Hasil Pengamatan Hama Penyakit (makroskopis) dan mikroskopis disajikan pada Tabel I berikut.

Tabel 1.Hasilpengamatangejalapenyakittumbuhandaribebrapabagian
tanaman
Bagiantanaman yang diamati    Gajala yang diamati    Tipegejala    Namapenyakit (sebutan)    Penyebabpenyakit (pathogen)
Buahcabai    -    Terdapatbagian yang mengkerutdanmengering
-    Berwarnacokelatkehitaman    Nekrotik    Antraknosa    Colletotrichumcapsici

Buahtomat    -    Terdapatbusukpadabuahdenganmunculnoda air kecil yang menyebarkeseluruhbuah    Nekrotik    Busukbasah    Phythoptora
Wortel    -    Munculbercakhitam yang kemudianmembesardanberair. Berwarnacokelat    Nekrotik    Penyakitbusukbuah    Erwinra carotavora
DauntanamanJeruk    -    Bagiandauntanamanmenggulungataupunmengeriting    Hipoplastis    Mengeriting    Virus
Sisik Naga    -    Menggulungpadatanaman lain ataupohon yang menyebabkantanamaninangmatidanrapuh    Parasit    Parasit   




Daun Padi    Bercak Daun Cercospora    Nekrotis    Pada daun tanaman muncul bercak-bercak    Mycosphaerella musicola
Daun Pisang    Virus    Hipoplasia    Dauntanaman menguning hanya setempat-setempat    TMV
Puru sawo    Puru Berkayu (Woody Gall)
    Hyperplasia    Benjolan melunak dibatang jeruk    Citrus Vein Enation-Woody Gall Virus (CVEV)
Kacang Tanah    Virus Alternia, sp    Hipoplastis    daun kacang yang kecil.    Sapu setan
Kentang    Oomycetes    jamur    Pada daun muncul bintik-bintik    Sporangium phytophtora sp.
Daun Terong    Bercak Coklat    Nekrosis        Cendawan Alternaria solani


4.2.    Pembahasan
4.2.1.    Antraknosa
Pada pengamatan cabe (Capsicum annum) yang terserang penyakit Antraknosa seperti pada htabel diatas, dengan tipe gejala nekrotik gejala serangan antara lain yaitu pada permukaan buah cabe terdapat bagian yang mengkerut dan mengering, danberwarna coklat kehitaman.
Pada penyakit ini siklus hidup dariColletotrichum capsici yang menyerang tanaman cabai (Capsicum annum) sekitar 20 hari, pada dataran rendah 7-12 hari. Jamur pada buah masuk kedalam ruang biji dan menginfeksi biji.Menurut Irzayanti, 2009Kelak jamur menginfeksi semai yang tumbuh dari biji buah yang sakit karena konodium jamur dapat bertahan dalam waktu yang lama
    
Cabai yang terserang antraknosa Colletotrichum capsici
Cara pengendaliannya untuk menghindari penyakit ini dapat dilakukan sanitasi, pemusnahan pohon yang cabai yangp terserang Jamur (Colletotrichum capsici). Pengendalian juga dapat dilakukan dengan menggunakan benih yang sehat dan tahan terhadap Jamur (Colletotrichum capsici).Pengendalian Jamur (Colletotrichum capsici) dapat dilakukan dengan tidak menanam biji yang terinfeksi.Buah-buah yang terinfeksi jangan diambil bijinya.

4.2.2.    Busuk basah pada tanaman Wortel(Dacus carota)
Pada tabel di atas, pengamatan pada wortel(Dacus carotavora) yang terserang penyakit Busuk basah, terdapat gejala serangan antara lain umbi pada tanaman wortel yang busuk hitam kecoklatan,     terjadi pembusukan yang berair yang berair yang berbau tidak sedap, karena terjadi kerusakan jaringan tanaman. Bakteri berada dalam sel tanaman yang rusak (luka) dan mengeluarkan enzim-enzim yang dapat menyebar ke sel-sel sekelompoknya dan melarutkan midel lamela dindin sel. Hal ini diikuti oleh plasmolisa dan kematian sel. Jadi bakteri lebih cenderunghidup dalam sel-sel yang mati daripada sel-sel yang masih hidup.
 
Wortel yang terserang busuk basah   Dacus carotavora
Untuk pengendalian yang dilakukan menjaga kebersihan kebun dari sisa-sisa tanaman sakit, menanam dengan jarak tanam yang tidak terlalu rapat supaya kelembapan tidak tinggi agar penyakit ini dapat terhambat dalam penyerangannya.

4.2.3.    Busuk basah pada tanaman tomat
Pada tabel diatas, pengamatan pada tanaman tomat yang terserang penyakit busukbasah terdapat gejala terdapat bagian buah yang busuk dan terdapat bercak-bercak coklat. Infeksi terjadi melalui luka karena gigitan serangga atau karena alat-alat pertanian.Serangga ini membuat luka, dan dalam tubuh serangga mengandung bakteri.terjadi pembusukan yang berair yang berair yang berbau tidak sedap, karena terjadi kerusakan jaringan tanaman. Bakteri berada dalam sel tanaman yang rusak (luka) dan mengeluarkan enzim-enzim yang dapat menyebar ke sel-sel sekelompoknya dan melarutkan midel lamela dinding sel.
 
        Tomat yang tersrang busuk basah     Bakteri busuk basah
Pengendalian yang dilakukan Sanitasi kebun, dengan memetik semua buah busuk lalu membenamnya dalam tanah sedalam 30 cm.Kultur teknis, yaitu dengan pengaturan pohon pelindung dan lakukan pemangkasan pada tanaman-nya sehingga kelembaban di dalam kebun akan turun.Cara kimia, yaitu menyemprot buah dengan fungisida seperti :Sandoz, cupravit Cobox, dll. Penyemprotan dilakukan dengan frekuensi 2 minggu sekali; (4) penggunaan klon tahan hama/penyakit seperti: klon DRC 16, Sca 6,ICS 6 dan hibrida DR1.

4.2.4.    Virus pada tanaman jeruk
Pada tabel diatas, pengamatan pada tanaman jeruk yang terserang virus CMV, terdapat gejala pada bentuk daun yang menggulung dan keriting, Disebabkan oleh virus yang merusak pembuluh tapis (floem) tanaman jeruk. Daun jeruk menjadi lebih kecil dan berwarna kuning serta pertumbuhan kuncupnya lambat. Pada stadium lanjut, daun jeruk akan gugur sehingga menjadi tidak produktif lagi dan mati.

Jeruk terserang virus CMV
Pengendalian penyakit ini bisa dengan cara, menggunakan mata tempel yang sehat, mengeradikasi / pemusnahan bibit yang terserang penyakit dan mencegah penyebaran dan pemasarannya, dan sterilisasi alat - alat perbanyakan dengan alkohol 70 % atau klorok.
4.2.5.    Tanaman Sisik Naga(Drymoglossum piloselloides [L.] Presl.)
Sisik Naga merupakan tumbuhan epifit (tumbuhan yang menumpang pada pohon lain), tetapi bukan parasit karena dapat membuat makanan sendiri. Sisik naga dapat ditemukan tumbuh liar di hutan, di ladang, dan tempat-tempat lainnya pada daerah yang agak lembab mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 1.000 m dpl.Terna, tumbuh di batang dan dahan pohon, akar rimpang panjang, kecil, merayap, bersisik, panjang 5-22 cm, akar melekat kuat.Daun yang satu dengan yang lainnya tumbuh dengan jarak yang pendek.Daun bertangkai pendek, tebal berdaging, berbentuk jorong atau jorong memanjang, ujung tumpul atau membundar, pangkal runcing, tepi rata, permukaan daun tua gundul atau berambut jarang pada permukaan bawah, berwarna hijau sampai hijau kecokelatan.Daunnya ada yang mandul dan ada yang membawa spora. Daun fertil bertangkai pendek atau duduk, oval memanjang, panjang 1-5 cm, lebar 1-2 cm. Ukuran daun yang berbentuk bulat sampai jorong hampir sama dengan uang logam picisan sehingga tanaman ini dinamakan picisan. Sisik naga dapat diperbanyak dengan spora dan pemisahan akar.

4.2.6.    Daun Padi (Oryza sativa)
Padi yang terserang  Gejala bercak-bercak sempit memanjang, berwarna coklat kemerahan, sejajar ibu tulang daun. . Siklus infeksi  jamur penyebab penyakit bercak daun mengadakan penetrasi ke jaringan melalui stomata. Miselia berkembang didalam jaringan parenkim dan didalam sel epidermis. Faktor lingkungan yang berpengaruh , dipengaruhi pemupukan dan kekeringan.
Untuk pengendalian bercak daun pada tanaman padi ini yaitu dengan pemberian N, P, K yang sesuai, serta fungisida difenoconazol 1 kali dengan dosis 1cc per liter air 400-500 l/ha.

4.2.7.    Daun Pisang
    Gejala yang terbentuk adalah bercak kecil dan memanjang kuning pucat atau hijau kecoklatan sejajar tulang daun, bercak lalu mem besar menjadi coklat tua hingga hitam ellips (0.5 cm x 1.5 cm), pada daun tua pusat bercak mengering kelabu dengan tepinya coklat tua dengan halo kuning, di pusat bercak ada titik hitam. Faktor lingkungan yang berpengaruh : sangat dipengaruhi oleh faktor ketahanan varietas dan pemupukan
Siklus infeksi : Mycosphaerella musicola  yang menyerang pohon pisang menjadi vector penularan antar infeksi pohon yang berdekatan. Perpindahan pohon terinfeksi ketempat jauh biasanya dilakukan oleh manusia. Cendawan ini dapat berpindah melalui materi perbanyakan seperti rhizome, pucuk lateral, atau kultur jaringan.
Pengendalian : Pengendalian bercak daun Cercospora dapat dilakukan dengan penanaman varietas tahan dan perbaikan kondisi tanaman. Pemberian pupuk NPK yang cukup dapat sangat efektif menahan serangan penyakit ini. Penyerapan fungisida difenoconazol  satu kali dengan dosis pemberian 1 cc per satu liter air juga akan dapat menahan perkembangan penyakit ini.

4.2.8.    Puru Sawo
Penyebab penyakit puru ini adalah Virus puru berkayu jeruk atau Citrus Vein Enation-Woody Gall Virus (CVEV).Gejala yang timbul pada tanaman jeruk nipis, infeksi CVEV menyebabkan munculnya tonjolan - tonjolan (enation) yang tersebar tidak beraturan pada tulang daun di permukaan bawah daun.Gejala ini mula - mula berukuran kecil dan mulai tampak pada daun - daun muda yang biasanya terjadi 2 - 3 bulan sejak penularan.Gejala tersebut semakin jelas bila daun menjadi tua.Pada tanaman terinfeksi, gejala tonjolan - tonjolan ini bisa terjadi pada sebagian atau seluruh daun.

Puru pada Sawo
Pengendalian penyakit meliputi, pengendalian serangga vektor dengan insektisida, pemilihan pohon induk yang bebas virus, yang menghasilkan barang atas yang sehat, dan alat - alat yang dipakai dalam penempelan didisinfeksi dengan teratur.

4.2.9.     Kacang Tanah ( Arachis hypogea).
Gejalanya yaitu muncul bercak – bercak cokelat memanjang   di batang dan daun bagian bawah yang lama kelamaan menyebar kesemua bagian tanaman. Penyakit ini disebabkan oleh serangan cendawan Uromyces arachidae. Siklus penyakit ini dimulai dari penyebaran urediniosporadengan bantuan angin, hujan maupun serangga. Bagian tanman yang diserang biasanya adalah bagian batang dan daunnya.

Gambar. Daun Kacang Tanah
Pengendaliannya yaitu dengan menggunakan varietas tanamn yang resisten terhadap penyakit atau hama yang menyerang, pergiliran tanaman, serta penggunaan pestisida yang tepat dan sesuai.

4.2.10.    Kentang (Potato leaf blight)
Gejala penyakit ini dimulai dari  bercak daun hitam kecoklatan atau keunguan mulai timbul pada anak daun, tangkai atau batang, dan bila keadaan membantu akan tumbuh dengan cepat, sehingga dapat menyebabkan kematian.Pada bercak yang meluas, bagian yang paling luar berwarna kuning pucat yang beralih ke bagian yang berwarna hijau biasa.

Gambar. Daun Kentang
Siklus penyakit ini dimulai ketika sporangium jamur terutama disebarkan oleh angin. Jika jatuh pada setetes air pada tanaman yang rentan, sporangium akan mengeluarkan spora kembara (zoospora) yang dapat berenang, yang seterusnya membentuk pembuluh kecambah yang mengadakan infeksi. Suhu berkisar antara 3- 26 0C dengan suhu optimum 18-22 0 C dan  Kelembaban udara 91-100%.
Untuk hawar daun ini dapat dilakukan dengan cara  pada saat olah tanah biarkan beberapa hari tanah yang telah dicangkul agar terkena cahaya matahari.Tanaman yang telah terserang segera dicabut dan dibakar, Tanaman yang sakit tidak boleh dipendam di areal pertanaman tomat.Menanam varietas tomat yang tahan.Dan rotasi tanaman dengan tanaman yang bukan sefamili serta secara kimia disemprot dengan fungisida misalnya Dithane M-45, Difolatan, zineb, propineb, maneb atau fungisida lainya sesuai rekomendasi setempat. (anonym, 2009)

4.2.11.    Daun Terong ( Solanum melongena)
Gejala  yang muncul pada daun terong ini mula – mula yang timbul bercak kecil pada daun, bulat atau bersudut, coklat tua sampai hitam sebesar kepala jarum sampai ± 4mm. Pada batang memyebabkan terjadinya bercak gelapyang mempunyai lingkaran-lingkaran sepusat. Jika infeksi terjadi dekat percabangan, cabang akan mudah patah jika buah besar. Disebabkan oleh serangan Jamur.






Gambar. Daun Terong
V.    KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.     Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik darihasil praktikum ini adalah yang pertama, pada pembudidayaannya tanaman mengalami banyak ganguan salah satunya oleh penyakit tanaman. Jenis-jenis penyakit yang beraneka ragam dapat menyerang tanaman setiap waktu.Untuk gejala dan tanda penyakit pada tumbuhan umumnya berbeda-beda, tergantung pada jenis dan penyebab penyakit. Untuk menangani atau mengendalikan penyakit harus diketahui terlebih dahulu gejala dan tanda dari penyakit tersebut baik jenis penyebab penyakitnya, cara penyebaran dan siklus infeksinya.
Penyebab penyakit terbagi menjadi dua macam yaitu yang berasal dari faktor abiotik (noninfeksius) dan faktor biotik (infeksius). Namun penyebab penyakit yang sering menyerang dan jumlahnya relatif tinggi berasal dari faktor biotik. Penyebab penyakit ini meliputi cendawan, bakteri, virus, dan tanaman tingkat tinggi. Setiap jenis penyebab penyakit ini, memiliki gejala yang khas pada setiap tanaman yang diinfeksinya tergantung dari jenis penyakitnya.

5.2.     Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan berkaitan dengan diadakannya praktikum ini adalah agar pada pertanian di indonesia mulai melihat gejala dan tanda serta cara penyebaran dan siklus patogen yang menyerang tanaman, agar pengendalian yang dilakukan dapat dilakukan secara tepat agar tanaman dapat bertahan dari serangan dan tidak merusak keberlanjutan ekosistem lingkungan.





DAFTAR PUSTAKA

Yunasfi, 2002.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Penyakit Danpenyakit Yang Disebabkan Oleh Jamur. Universitas Sumatera Utara.

Irzayanti D, 2009. http://deasyirzayanti.blog.com/2009/pengenalan-penyakit-kubis-kubisan

Anonym, 2010.http://cerianet-agricultur.blogspot.com/2009/02/penyakit-penting-pada-tanaman-jeruk.html

Fatah, abdul.2009.http://the_blues68@ymail.com( rabu, 8 april 2009)

Ari, Roby. 2011. http://chipids_blog.com( minggu, 10 april 2011)

Ridwan, 2010.http://ridwanmancuru.blogspot.com/( 19 februari 2010)

Anonim, 2009.http://komplexpertanian.wordpress.com/2009/01/10/pengenalan-jenis-hama-tanaman-tomat/

Rio, 2009.http://riostones.blogspot.com/2009/08/busuk-lunak-soft-rot-erwinia-carotovora.html

Anonym, 2011.http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=254

Tidak ada komentar:

Posting Komentar