I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam istilah pertanian, tentu kita tidak lepas dari kata biji, benih dan bibit. Berikut adalah sedikit penjelasan tentang biji, benih dan bibit: Biji merupakan bakal biji (ovulum) yang dihasilkan oleh tumbuhan berbunga dan dikenal sebagai alat perkembangbiakan pada tumbuhan.. bibit adalah tanaman hasil perbanyakan atau penangkaran yang siap untuk ditanam, dapat bersal dari perbanyakan generatif (biji/benih) dan dapat juga bersal dari perbanyakan vegetif (cangkok, okulasi, stek, dll). Sedangkan Benih adalah biji yang dipersiapkan untuk tanaman yang telah melalui proses seleksi, sehingga dapat diharapkan dapat mencapai proses tumbuh yang besar menjadi tanaman dewasa Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Pertanian Bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 4 disebutkan bahwa benih tanaman yang selanjutnya disebut benih, adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman. Dalam buku lain tertulis benih disini dimaksudkan sebagai biji tanaman yang dipergunakan untuk tujuan pertanaman (Sutopo, 2004).
Syarat tumbuh benih melipui syarat internal berupa kesiapan dan kemasakan embrio dan bagian-bagian penunjang lnternal. Syarat eksternal meliputi keadaaan lingkungan yang mendukung seperti pH, media, air, suhu dan lain sebagainya. Dapat juga perkecambahan dan syarat tumbuhnya dipengaruhi oleh faktor dalam yang meliputi: tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansi, dan penghambat perkecambahan, serta faktor luar yang meliputi: air, temperatur, oksigen, dan cahaya.
Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji.. Berdasarkan posisi kotiledon dalam proses perkecambahan dikenal perkecambahan hipogeal dan epigeal. Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang meyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon relatif tetap posisinya. Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapri dan jagung. Pada epigeal hipokotillah yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah. Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi pada kacang hijau dan jarak. Pengetahuan tentang hal ini dipakai oleh para ahli agronomi untuk memperkirakan kedalaman tanam (Mader,S.S. 2004).
Berdasarkan uraian di atas tentunya jelas bahwa identifikasi struktur kecambah perlu dilakukan. Khususnya dalam dunia pertanian agar dalam praktiknya di lapangan dapat diketahui benih-benih yang baik dan bermutu yang dapat dilihat dari identifikasi struktur kecambah yang baik.
1.2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mengetahui struktur kecambah berbagai tanaman pangan yang tergolong pada monokotil dan dikotil. Mahasiswa mengetahui keragaan perkecambahan berbagai macam benih.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Perkecambahan
Perkecambahan (Ing. germination) merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah (Wikipedia, 2012).
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi (berarti "minum"). Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar) dan biji melunak. Proses ini murni fisik. (http://id.shvoong.com. Empat Batasan Benih).
Kehadiran air di dalam sel mengaktifkan sejumlah enzim perkecambahan awal. Fitohormon asam absisat menurun kadarnya, sementara giberelin meningkat. Berdasarkan kajian ekspresi gen pada tumbuhan model Arabidopsis thaliana diketahui bahwa pada perkecambahan lokus-lokus yang mengatur pemasakan embrio, Diketahui pula bahwa dalam proses perkecambahan yang normal sekelompok faktor transkripsi yang mengatur auksin (disebut Auxin Response Factors, ARFs) diredam oleh miRNA (http://id.shvoong.com. Empat Batasan Benih).
Perubahan pengendalian ini merangsang pembelahan sel di bagian yang aktif melakukan mitosis, seperti di bagian ujung radikula. Akibatnya ukuran radikula makin besar dan kulit atau cangkang biji terdesak dari dalam, yang pada akhirnya pecah. Pada tahap ini diperlukan prasyarat bahwa cangkang biji cukup lunak bagi embrio untuk dipecah (http://id.shvoong.com. Empat Batasan Benih).
2.2. Kecambah Normal dan Abnormal
Kecambah normal merupakan kecambah yang menunjukan potensi untuk berkembang lebih lanjut hingga menjadi tanaman normal. Sedangkan kecambah tidak normal atau abnormal tidak menunjukan adanya potensi untuk berkembang lebih lanjut. Daya kecambah benih memberikan informasi kepada pemakai benih akan kemampuan benih tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam lingkungan yang optimum. Kriteria kecambah normal diantaranya adalah a. benih berkecambah memiliki perkembangan sistem perakaran yang baik, terutama akar primer dan akar seminal paling sedikit dua. b. perkembangan hipokotil baik dan sempurna tanpa ada kerusakan pada jaringan. c. pertumbuhan plumula sempurna dengan daun hijau tumbuh baik. Epikotil tumbuh sempurna dengan kuncup normal. d. memiliki satu kotiledon untuk kecambah dari monokotil dan dua bagi dikotil. (Mader,S.S. 2004).
Sedangkan kecambah abnormal memiliki criteria a.kecambah rusak tanpa kotiledon, embrio pecah, dan akar primer pendek. b. bentuk kecambah cacat, perkembangan bagian-bagian penting lemah dan kurang seimbang. Plumula terputar, hipokotil, epikotil, kotiledon membengkok, akar pendek, kecambah kerdil. c. kecambah tidak membentuk klorofil. d. kecambah lunak. (Mader,S.S. 2004).
2.3. Arti Benih Tidak Berkecambah dan Penyebabnya
Benih Tidak berkecambah adalah benih dari berbagai macam tanaman baik dari kelas dikotil maupun monokotil yang hingga akhir periode pengujian tidak berkecambah. Benih benih tersebut diantaranya adalag benih segar, benih hampa, benih rusak, benih tidek berembrio, benih keras, dan benih mati (Kamil, Jurnalis. 1979).
Benih yang tidak menunjukan potensi sama sekali untuk berkecambah disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah faktor dalam yang meliputi: ada tidak/ rusa tidaknya embrio, tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansi, dan penghambat perkecambahan, serta faktor luar yang meliputi: air, temperatur, oksigen, cahaya dan kerusakan akibat jasad pengganggu (Kamil, Jurnalis. 1979).
2.4. Manfaat Identifikasi Struktur Kecambah Dibidang Pertanian
Identifikasi struktur kecambah perlu dilakukan untuk mengetahui struktur kecambah berbagai tanaman dan keragaan perkecambahan berbagai macam benih. Dengan dilakukannya identifikasi ini tentunya memiliki manfaat yang sangat nyata di bidang pertanian diantaranya adalah untuk mengetahui tipe perkecambahannya sehingga mempermudah perlakuan pada kacambah yang akan di tanam di lahan penanaman selain itu identifikasi ini bermanfaat untuk mengetahui kecambah normal dan abnormal sehingga pada praktiknya dilapangan seleksi dapat dilakukan dengan baik untuk memeilih kecambah yang normal yang diharapkan nantinya akan menjadi tanaman dewasa yang normal dam berproduksi maksimal.
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum Acara III (identifikasi struktur kecambah benih dan pedoman penilaian uji daya perkecambahan dan kekuatan tumbuh benih) dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Palangkaraya. Kegiatan dilaksanakan pada hari rabu 29 Oktober 2012 jam 13.00-14.40 WIB.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada praktikun ini yaitu, Benih monokotil (padi dan jagung), benih dikotil (kedelai, kacang tanah, kacang panjang, kacang hijau, cabe dll), substrat perkecambahan (kertas,pasir, arang sekam,) dan air.
Sedangkan alat yang digunakan adalah alat pengecambah/bak plastik dan lembar plastik, piset,pengepres kertas, buku gambar, pensil, pengsil warna, dan penggaris.
3.3. Cara Kerja
Adapun cara kerja dari praktikum ini adalah Menyeiapkan bak perkecambahan dengan substrat pasir/arang sekam yang lembab atau substrat kertas yang juga lembab ; Menanam ±25 butir benih (tergantung besar/kecilnya) dari masing-masing spesies(4 spesies)didalam bak perkecambahan/kertas dengan kedalam tanam yang sesuai ; Mengamati gambar struktur kecambah pada minggu berikutnya (umur 7 Hst) ; Menggunakan warna yang sesuai untuk gambar struktur kecambah dan memberikan keterangan yang sesuai untuk struktur kecambah tersebut ; Mengamati juga tipr perkecambahan benih tersebut ; Membandingkan struktur benihdan struktur kecambah yang tumbuh ; Mencari literatur gambar/gambar sebagai pembanding untuk mempernudah pengamatan kecambah normal dan lain-lain ; Khusus untuk media kertas ditnama dengan cara UDK,UAK,UKDd,UKDdp.
BAB IV. HASIL PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan Perkecambahan
No Nama Benih Jenis benih Tipe Perkecambahan Keterangan
Kecambah Normal Kecambah ab-normal
1. Kacang panjang
(Vigna sinensis) Dikotil Epigeal -Kecambah utuh
-Bagian akar sekunder terlihat jelas
-Batang berkembang dengan baik
-Daunya utuh -Daun rusak/tidak utuh
-Batang busuk/ rebah
2. Kacang Hijau Dikotil Epigeal -Kecambah utuh
-Bagian akar sekunder terlihat jelas
-Batang berkembang dengan baik
-Daunya utuh -Daun rusak/tidak utuh
-Batang busuk/rebah
3. Kacang tanah
(Arachis hypogea) Dikotil Epigeal -Kecambah utuh
-Bagian akar sekunder terlihat jelas
-Batang berkembang dengan baik
-Kotiledonya sempurna -Kecambah kerdil
-Akar dan batang busuk
-Kotiledon rusak
-Terserang jamur
4. Jagung
(Zea mays) Monokotil Hypogeal -Kecambah utuh
-Bagian akar sekunder terlihat jelas
-Batang berkembang dengan baik
-Kotiledonya sempurna -Daun rusak/tidak utuh
-Batang busuk dan rebah
-terserang jamur
5. Kedelai
(Glyzin max) Dikotil Epigeal -Terlihat akar primer dan skunder jelas
-Batang tumbuh dengan baik dan kotiledon sempurna -Kecambah kerdil
-Akar dan batang rusak/busuk
-Kotiledon rusak
4.2. Pembahasan
4.2.1.Kacang hijau
Gambar tangan dan pembanding dari kacang hijau normal dan ab-normal
(a)
(b)
(a)
(b)
Gambar 1. (a) kecambah kacang hijau normal, (b) Kecambah abnormal
Sumber (http://www.crianaire.com/kecambahnormal-abnormal)
Dari hasil pengamatan ini pada benih kacang hijau merupakan jenis tanaman dikotil, yang mana tipe perkecambahannya adalah tipe epigeal, kecambah pada gambar (a) merupakan kecambah normal yang perkecambahanya utuh baik dari tulisan tangan (kiri) dan gambar pembanding (kanan), bagian akar sekundernya terlihat jelas batang berkembang dengan baik serta daunya yang utuh, dan pada tanamna ab-normal terlihat daun tanaman atau daun lembaga rusak/tidak utuh serta batang tidak terlihat seperti kecambah normal yang terlihat pada gambar (b) kiri yang merupakan gambar tangan saat praktikum maupun gambar (b) kanan yang merupakan gambar pembanding.
4.2.2. kacang panjang (Vigna sinenssis)
Gambar tangan dan pembanding dari kacang panjang normal dan ab-normal.
(a)
(b) (a)
(b)
Gambar 1. (a) kecambah kacang panjang normal, (b) Kecambah abnormal
Sumber (http://www.crianaire.com/kecambahnormal-abnormal)
Dari hasil pengamatan ini pada kecambah kacang panjang merupakan jenis tanaman dikotil, yang mana tipe perkecambahannya adalah tipe epigeal, kecambah pada gambar (a) merupakan kecambah normal yang perkecambahanya utuh baik dari tulisan tangan (kiri) dan gambar pembanding (kanan), bagian akar sekundernya terlihat jelas batang berkembang dengan baik serta daunya yang utuh, dan pada tanamna ab-normal terlihat daun tanaman atau daun lembaga rusak/tidak utuh serta batang tidak terlihat seperti kecambah normal yang terlihat pada gambar (b. kiri) yang merupakan gambar tangan saat praktikum maupun gambar (b. kanan) yang merupakan gambar pembanding. Perbedaan sangat jelas terlihat antara gambar normal (a) dan gambar abnormal (b). Pemilihan kecambah pada kacang panjang perlu dilakukan untuk menyeleksi kecambah yang baik dan berpotensi untuk berkembang lebih lanjut menjadi tanaman dewasa yang berproduksi maksimal.
4.2.3.Kacang Tanah (Arachis hypogea)
Gambar tangan dan pembanding dari kacang tanah normal dan ab-normal.
(a)
(b) (a) (b)
Gambar 1. (a) kecambah kacang tanah normal, (b) Kecambah abnormal
Sumber (http://www.crianaire.com/kecambahnormal-abnormal)
Kecambah kacang tanah merupakan jenis tanaman dikotil, yang mana tipe perkecambahannya adalah tipe epigeal, kecambah pada gambar (a) merupakan kecambah normal yang perkecambahanya utuh baik dari tulisan tangan (kiri) dan gambar pembanding (kanan), bagian akar terlihat jelas batang berkembang dengan baik serta bentuknya yang utuh dan normal, dan pada tanamna ab-normal terlihat daun tanaman atau daun lembaga rusak/tidak utuh serta batang tidak terlihat seperti kecambah normal yang terlihat pada gambar (b. kiri) yang merupakan gambar tangan saat praktikum maupun gambar (b. kanan) yang merupakan gambar pembanding. Perbedaan sangat jelas terlihat antara gambar normal (a) dan gambar abnormal (b).
4.2.4.Jagung (Zea mayz)
Jagung merupakan jenis tanaman monokotil, yang mana tipe perkecambahannya adalah tipe hipogeal, kecambah pada gambar (a) merupakan kecambah normal yang perkecambahanya utuh baik dari tulisan tangan (kiri) dan gambar pembanding (kanan), bagian akar sekundernya terlihat jelas batang berkembang dengan baik dan utuh, dan pada tanamna ab-normal terlihat daun tanaman atau daun lembaga rusak/tidak utuh serta batang tidak terlihat seperti kecambah normal yang terlihat pada gambar (b. kiri) yang merupakan gambar tangan saat praktikum maupun gambar (b. kanan) yang merupakan gambar pembanding. Pemilihan kecambah pada kacang panjang perlu dilakukan untuk menyeleksi kecambah yang baik dan berpotensi menjadi tanaman yang normal.
Gambar tangan dan pembanding dari kacang panjang normal dan ab-normal.
(a)
(b)
(a)
(b)
Gambar 1. (a) kecambah kacang panjang normal, (b) Kecambah abnormal
Sumber (http://www.crianaire.com/kecambahnormal-abnormal)
4.2.5. Kedelai (Glyzin max)
Gambar tangan dan pembanding dari kedelai normal dan ab-normal.
(a)
(b) (a)
(b)
Gambar 1. (a) kecambah kedelai normal, (b) Kecambah abnormal
Dari gambar perkecambahan di atas pada kedelai merupakan jenis tanaman dikotil, yang mana tipe perkecambahannya adalah tipe epigeal, kecambah pada gambar (a) merupakan kecambah normal yang perkecambahanya utuh baik dari tulisan tangan (kiri) dan gambar pembanding (kanan), bagian akar terlihat jelas hipokotil berkembang dengan baik serta bentuknya yang utuh dan normal, dan pada tanamna ab-normal terlihat daun tanaman atau daun lembaga rusak/tidak utuh serta batang tidak terlihat seperti kecambah normal yang terlihat pada gambar (b. kiri) yang merupakan gambar tangan saat praktikum maupun gambar (b. kanan) yang merupakan gambar pembanding. Perbedaan sangat jelas terlihat antara gambar normal (a) dan gambar abnormal (b). Penyeleksian kecambah normal dan abnormal perlu dilakukan untuk mendapatkan kecambah yang normal sehingga dalam penanamannya di lapangan didapatkan nantinya tanaman dewasa yang berpotensi berproduksi maksimal.
1.1. Latar Belakang
Dalam istilah pertanian, tentu kita tidak lepas dari kata biji, benih dan bibit. Berikut adalah sedikit penjelasan tentang biji, benih dan bibit: Biji merupakan bakal biji (ovulum) yang dihasilkan oleh tumbuhan berbunga dan dikenal sebagai alat perkembangbiakan pada tumbuhan.. bibit adalah tanaman hasil perbanyakan atau penangkaran yang siap untuk ditanam, dapat bersal dari perbanyakan generatif (biji/benih) dan dapat juga bersal dari perbanyakan vegetif (cangkok, okulasi, stek, dll). Sedangkan Benih adalah biji yang dipersiapkan untuk tanaman yang telah melalui proses seleksi, sehingga dapat diharapkan dapat mencapai proses tumbuh yang besar menjadi tanaman dewasa Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Pertanian Bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 4 disebutkan bahwa benih tanaman yang selanjutnya disebut benih, adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman. Dalam buku lain tertulis benih disini dimaksudkan sebagai biji tanaman yang dipergunakan untuk tujuan pertanaman (Sutopo, 2004).
Syarat tumbuh benih melipui syarat internal berupa kesiapan dan kemasakan embrio dan bagian-bagian penunjang lnternal. Syarat eksternal meliputi keadaaan lingkungan yang mendukung seperti pH, media, air, suhu dan lain sebagainya. Dapat juga perkecambahan dan syarat tumbuhnya dipengaruhi oleh faktor dalam yang meliputi: tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansi, dan penghambat perkecambahan, serta faktor luar yang meliputi: air, temperatur, oksigen, dan cahaya.
Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji.. Berdasarkan posisi kotiledon dalam proses perkecambahan dikenal perkecambahan hipogeal dan epigeal. Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang meyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon relatif tetap posisinya. Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapri dan jagung. Pada epigeal hipokotillah yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah. Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi pada kacang hijau dan jarak. Pengetahuan tentang hal ini dipakai oleh para ahli agronomi untuk memperkirakan kedalaman tanam (Mader,S.S. 2004).
Berdasarkan uraian di atas tentunya jelas bahwa identifikasi struktur kecambah perlu dilakukan. Khususnya dalam dunia pertanian agar dalam praktiknya di lapangan dapat diketahui benih-benih yang baik dan bermutu yang dapat dilihat dari identifikasi struktur kecambah yang baik.
1.2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mengetahui struktur kecambah berbagai tanaman pangan yang tergolong pada monokotil dan dikotil. Mahasiswa mengetahui keragaan perkecambahan berbagai macam benih.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Perkecambahan
Perkecambahan (Ing. germination) merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah (Wikipedia, 2012).
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi (berarti "minum"). Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar) dan biji melunak. Proses ini murni fisik. (http://id.shvoong.com. Empat Batasan Benih).
Kehadiran air di dalam sel mengaktifkan sejumlah enzim perkecambahan awal. Fitohormon asam absisat menurun kadarnya, sementara giberelin meningkat. Berdasarkan kajian ekspresi gen pada tumbuhan model Arabidopsis thaliana diketahui bahwa pada perkecambahan lokus-lokus yang mengatur pemasakan embrio, Diketahui pula bahwa dalam proses perkecambahan yang normal sekelompok faktor transkripsi yang mengatur auksin (disebut Auxin Response Factors, ARFs) diredam oleh miRNA (http://id.shvoong.com. Empat Batasan Benih).
Perubahan pengendalian ini merangsang pembelahan sel di bagian yang aktif melakukan mitosis, seperti di bagian ujung radikula. Akibatnya ukuran radikula makin besar dan kulit atau cangkang biji terdesak dari dalam, yang pada akhirnya pecah. Pada tahap ini diperlukan prasyarat bahwa cangkang biji cukup lunak bagi embrio untuk dipecah (http://id.shvoong.com. Empat Batasan Benih).
2.2. Kecambah Normal dan Abnormal
Kecambah normal merupakan kecambah yang menunjukan potensi untuk berkembang lebih lanjut hingga menjadi tanaman normal. Sedangkan kecambah tidak normal atau abnormal tidak menunjukan adanya potensi untuk berkembang lebih lanjut. Daya kecambah benih memberikan informasi kepada pemakai benih akan kemampuan benih tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam lingkungan yang optimum. Kriteria kecambah normal diantaranya adalah a. benih berkecambah memiliki perkembangan sistem perakaran yang baik, terutama akar primer dan akar seminal paling sedikit dua. b. perkembangan hipokotil baik dan sempurna tanpa ada kerusakan pada jaringan. c. pertumbuhan plumula sempurna dengan daun hijau tumbuh baik. Epikotil tumbuh sempurna dengan kuncup normal. d. memiliki satu kotiledon untuk kecambah dari monokotil dan dua bagi dikotil. (Mader,S.S. 2004).
Sedangkan kecambah abnormal memiliki criteria a.kecambah rusak tanpa kotiledon, embrio pecah, dan akar primer pendek. b. bentuk kecambah cacat, perkembangan bagian-bagian penting lemah dan kurang seimbang. Plumula terputar, hipokotil, epikotil, kotiledon membengkok, akar pendek, kecambah kerdil. c. kecambah tidak membentuk klorofil. d. kecambah lunak. (Mader,S.S. 2004).
2.3. Arti Benih Tidak Berkecambah dan Penyebabnya
Benih Tidak berkecambah adalah benih dari berbagai macam tanaman baik dari kelas dikotil maupun monokotil yang hingga akhir periode pengujian tidak berkecambah. Benih benih tersebut diantaranya adalag benih segar, benih hampa, benih rusak, benih tidek berembrio, benih keras, dan benih mati (Kamil, Jurnalis. 1979).
Benih yang tidak menunjukan potensi sama sekali untuk berkecambah disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah faktor dalam yang meliputi: ada tidak/ rusa tidaknya embrio, tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansi, dan penghambat perkecambahan, serta faktor luar yang meliputi: air, temperatur, oksigen, cahaya dan kerusakan akibat jasad pengganggu (Kamil, Jurnalis. 1979).
2.4. Manfaat Identifikasi Struktur Kecambah Dibidang Pertanian
Identifikasi struktur kecambah perlu dilakukan untuk mengetahui struktur kecambah berbagai tanaman dan keragaan perkecambahan berbagai macam benih. Dengan dilakukannya identifikasi ini tentunya memiliki manfaat yang sangat nyata di bidang pertanian diantaranya adalah untuk mengetahui tipe perkecambahannya sehingga mempermudah perlakuan pada kacambah yang akan di tanam di lahan penanaman selain itu identifikasi ini bermanfaat untuk mengetahui kecambah normal dan abnormal sehingga pada praktiknya dilapangan seleksi dapat dilakukan dengan baik untuk memeilih kecambah yang normal yang diharapkan nantinya akan menjadi tanaman dewasa yang normal dam berproduksi maksimal.
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum Acara III (identifikasi struktur kecambah benih dan pedoman penilaian uji daya perkecambahan dan kekuatan tumbuh benih) dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Palangkaraya. Kegiatan dilaksanakan pada hari rabu 29 Oktober 2012 jam 13.00-14.40 WIB.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada praktikun ini yaitu, Benih monokotil (padi dan jagung), benih dikotil (kedelai, kacang tanah, kacang panjang, kacang hijau, cabe dll), substrat perkecambahan (kertas,pasir, arang sekam,) dan air.
Sedangkan alat yang digunakan adalah alat pengecambah/bak plastik dan lembar plastik, piset,pengepres kertas, buku gambar, pensil, pengsil warna, dan penggaris.
3.3. Cara Kerja
Adapun cara kerja dari praktikum ini adalah Menyeiapkan bak perkecambahan dengan substrat pasir/arang sekam yang lembab atau substrat kertas yang juga lembab ; Menanam ±25 butir benih (tergantung besar/kecilnya) dari masing-masing spesies(4 spesies)didalam bak perkecambahan/kertas dengan kedalam tanam yang sesuai ; Mengamati gambar struktur kecambah pada minggu berikutnya (umur 7 Hst) ; Menggunakan warna yang sesuai untuk gambar struktur kecambah dan memberikan keterangan yang sesuai untuk struktur kecambah tersebut ; Mengamati juga tipr perkecambahan benih tersebut ; Membandingkan struktur benihdan struktur kecambah yang tumbuh ; Mencari literatur gambar/gambar sebagai pembanding untuk mempernudah pengamatan kecambah normal dan lain-lain ; Khusus untuk media kertas ditnama dengan cara UDK,UAK,UKDd,UKDdp.
BAB IV. HASIL PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan Perkecambahan
No Nama Benih Jenis benih Tipe Perkecambahan Keterangan
Kecambah Normal Kecambah ab-normal
1. Kacang panjang
(Vigna sinensis) Dikotil Epigeal -Kecambah utuh
-Bagian akar sekunder terlihat jelas
-Batang berkembang dengan baik
-Daunya utuh -Daun rusak/tidak utuh
-Batang busuk/ rebah
2. Kacang Hijau Dikotil Epigeal -Kecambah utuh
-Bagian akar sekunder terlihat jelas
-Batang berkembang dengan baik
-Daunya utuh -Daun rusak/tidak utuh
-Batang busuk/rebah
3. Kacang tanah
(Arachis hypogea) Dikotil Epigeal -Kecambah utuh
-Bagian akar sekunder terlihat jelas
-Batang berkembang dengan baik
-Kotiledonya sempurna -Kecambah kerdil
-Akar dan batang busuk
-Kotiledon rusak
-Terserang jamur
4. Jagung
(Zea mays) Monokotil Hypogeal -Kecambah utuh
-Bagian akar sekunder terlihat jelas
-Batang berkembang dengan baik
-Kotiledonya sempurna -Daun rusak/tidak utuh
-Batang busuk dan rebah
-terserang jamur
5. Kedelai
(Glyzin max) Dikotil Epigeal -Terlihat akar primer dan skunder jelas
-Batang tumbuh dengan baik dan kotiledon sempurna -Kecambah kerdil
-Akar dan batang rusak/busuk
-Kotiledon rusak
4.2. Pembahasan
4.2.1.Kacang hijau
Gambar tangan dan pembanding dari kacang hijau normal dan ab-normal
(a)
(b)
(a)
(b)
Gambar 1. (a) kecambah kacang hijau normal, (b) Kecambah abnormal
Sumber (http://www.crianaire.com/kecambahnormal-abnormal)
Dari hasil pengamatan ini pada benih kacang hijau merupakan jenis tanaman dikotil, yang mana tipe perkecambahannya adalah tipe epigeal, kecambah pada gambar (a) merupakan kecambah normal yang perkecambahanya utuh baik dari tulisan tangan (kiri) dan gambar pembanding (kanan), bagian akar sekundernya terlihat jelas batang berkembang dengan baik serta daunya yang utuh, dan pada tanamna ab-normal terlihat daun tanaman atau daun lembaga rusak/tidak utuh serta batang tidak terlihat seperti kecambah normal yang terlihat pada gambar (b) kiri yang merupakan gambar tangan saat praktikum maupun gambar (b) kanan yang merupakan gambar pembanding.
4.2.2. kacang panjang (Vigna sinenssis)
Gambar tangan dan pembanding dari kacang panjang normal dan ab-normal.
(a)
(b) (a)
(b)
Gambar 1. (a) kecambah kacang panjang normal, (b) Kecambah abnormal
Sumber (http://www.crianaire.com/kecambahnormal-abnormal)
Dari hasil pengamatan ini pada kecambah kacang panjang merupakan jenis tanaman dikotil, yang mana tipe perkecambahannya adalah tipe epigeal, kecambah pada gambar (a) merupakan kecambah normal yang perkecambahanya utuh baik dari tulisan tangan (kiri) dan gambar pembanding (kanan), bagian akar sekundernya terlihat jelas batang berkembang dengan baik serta daunya yang utuh, dan pada tanamna ab-normal terlihat daun tanaman atau daun lembaga rusak/tidak utuh serta batang tidak terlihat seperti kecambah normal yang terlihat pada gambar (b. kiri) yang merupakan gambar tangan saat praktikum maupun gambar (b. kanan) yang merupakan gambar pembanding. Perbedaan sangat jelas terlihat antara gambar normal (a) dan gambar abnormal (b). Pemilihan kecambah pada kacang panjang perlu dilakukan untuk menyeleksi kecambah yang baik dan berpotensi untuk berkembang lebih lanjut menjadi tanaman dewasa yang berproduksi maksimal.
4.2.3.Kacang Tanah (Arachis hypogea)
Gambar tangan dan pembanding dari kacang tanah normal dan ab-normal.
(a)
(b) (a) (b)
Gambar 1. (a) kecambah kacang tanah normal, (b) Kecambah abnormal
Sumber (http://www.crianaire.com/kecambahnormal-abnormal)
Kecambah kacang tanah merupakan jenis tanaman dikotil, yang mana tipe perkecambahannya adalah tipe epigeal, kecambah pada gambar (a) merupakan kecambah normal yang perkecambahanya utuh baik dari tulisan tangan (kiri) dan gambar pembanding (kanan), bagian akar terlihat jelas batang berkembang dengan baik serta bentuknya yang utuh dan normal, dan pada tanamna ab-normal terlihat daun tanaman atau daun lembaga rusak/tidak utuh serta batang tidak terlihat seperti kecambah normal yang terlihat pada gambar (b. kiri) yang merupakan gambar tangan saat praktikum maupun gambar (b. kanan) yang merupakan gambar pembanding. Perbedaan sangat jelas terlihat antara gambar normal (a) dan gambar abnormal (b).
4.2.4.Jagung (Zea mayz)
Jagung merupakan jenis tanaman monokotil, yang mana tipe perkecambahannya adalah tipe hipogeal, kecambah pada gambar (a) merupakan kecambah normal yang perkecambahanya utuh baik dari tulisan tangan (kiri) dan gambar pembanding (kanan), bagian akar sekundernya terlihat jelas batang berkembang dengan baik dan utuh, dan pada tanamna ab-normal terlihat daun tanaman atau daun lembaga rusak/tidak utuh serta batang tidak terlihat seperti kecambah normal yang terlihat pada gambar (b. kiri) yang merupakan gambar tangan saat praktikum maupun gambar (b. kanan) yang merupakan gambar pembanding. Pemilihan kecambah pada kacang panjang perlu dilakukan untuk menyeleksi kecambah yang baik dan berpotensi menjadi tanaman yang normal.
Gambar tangan dan pembanding dari kacang panjang normal dan ab-normal.
(a)
(b)
(a)
(b)
Gambar 1. (a) kecambah kacang panjang normal, (b) Kecambah abnormal
Sumber (http://www.crianaire.com/kecambahnormal-abnormal)
4.2.5. Kedelai (Glyzin max)
Gambar tangan dan pembanding dari kedelai normal dan ab-normal.
(a)
(b) (a)
(b)
Gambar 1. (a) kecambah kedelai normal, (b) Kecambah abnormal
Dari gambar perkecambahan di atas pada kedelai merupakan jenis tanaman dikotil, yang mana tipe perkecambahannya adalah tipe epigeal, kecambah pada gambar (a) merupakan kecambah normal yang perkecambahanya utuh baik dari tulisan tangan (kiri) dan gambar pembanding (kanan), bagian akar terlihat jelas hipokotil berkembang dengan baik serta bentuknya yang utuh dan normal, dan pada tanamna ab-normal terlihat daun tanaman atau daun lembaga rusak/tidak utuh serta batang tidak terlihat seperti kecambah normal yang terlihat pada gambar (b. kiri) yang merupakan gambar tangan saat praktikum maupun gambar (b. kanan) yang merupakan gambar pembanding. Perbedaan sangat jelas terlihat antara gambar normal (a) dan gambar abnormal (b). Penyeleksian kecambah normal dan abnormal perlu dilakukan untuk mendapatkan kecambah yang normal sehingga dalam penanamannya di lapangan didapatkan nantinya tanaman dewasa yang berpotensi berproduksi maksimal.
IV. PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik yaitu bahwa perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Berdasarkan posisi kotiledon dalam proses perkecambahan dikenal perkecambahan hipogeal dan epigeal. Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang meyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon relatif tetap posisinya. Pada perkecambahan tipe ini biasanya terjadi pada tumbuhan kelas monokotil. Contohnya terjadi pada kacang kapri dan jagung. Pada epigeal hipokotillah yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah. Perkecambahan tipe ini biasanya terjadi pada jenis tanaman atau kelas tumbuhan dikotil misalnya terjadi pada kacang hijau, kacang panjang, dan kacang tanah.
Keragaan perkecambahan berbagai macam benih khususnya pada benih monokotil dan dikotil pada tanaman pangan tentunya berbeda. Dari tipe perkecambahan yang berbeda tersebut akan menghasilkan keragaan perkecambahan yang berbeda. Pada tanaman kelas jenis monokotil keragaan yang sangat Nampak biasanya terlihat dari pemanjangan epikotil sehingga plumula keluar menembus biji. Pada perkecambahan tipe ini kotiledon atau endosperm tetap berada pada posisinya. Pada keragaan jenis atau kelas dikotil hipokotil memanjang sehingga terlihat keragaan bahwa kotiledon ikut terangkat keatas bersama pemanjangan hipokotil.
Kecambah normal dan kecambah abnormal perlu diketehui. Penyeleksian perlu dilakukan untuk memilah antara kecambah normal dan abnormal. Dengan adanya proses pemilahan kecambah normal ini diharapkan saat penanaman dilapangan didapatkan kecambah yang berpotensi untuk menjadi tanaman dewasa yang normal dan diharapkan berproduksi maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, Sumaru.1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI Press ; Jakarta
Blogspot. 2009 http://teknologibenih.blogspot.com. Diakses Pada Tanggal 25 Oktober 2012
Kamil, Jurnalis. 1979. Teknologi Benih I. Angkasa Raya; Padang
Kartasapoetra, Anto G. 1986. Pengelolaan Benih dan Tuntunan Praktikum. Bina Aksara; Jakarta
Pratiwi. 2000. Biologi. Erlangga; Jakarta
Rubenstin, Irwin dkk. 1978. The Plant Seed. Academi Press Inc; USA
Soetopo, Lita. 2002. Teknologi Benih. Rajawali Press; Jakarta
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Malang: Fakultas Pertanian UNBRAW Tjitrasam, 1983. Botani Umum I. Angkasa: Bandung.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. UGM Press; Yogyakarta
Wikipedia, 2012. Struktur dan type buah. http//:www.wikipedia.com. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2012.
Wordpres, 2012 http://yunosuyono.wordpress.com. Diakses Pada Tanggal 25 Oktober 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar